Sa Pa, Cinta Pertama Saya Dengan Vietnam!

Rasanya masih fresh di ingatan. Landing di Noi Bai Airport Saya langsung pusing dengan imigrasi yang ngantrinya cukup menguras energi. Kesan awal yang masih sama seperti dulu pertama kali ke Vietnam. Dan perjuangannya pun tak sampai lolos imigrasi saja, Saya harus kembali berjuang, berdiri hampir satu jam di dalam bus untuk sampai ke Kawasan Old Quarter, sebelum akhirnya bisa rebahan di hotel. Sesuai perkiraan, saya memilih untuk stay satu malam dulu di Hanoi, sebelum lanjut ke Sa Pa. Tujuan utama saya ke Vietnam kali ini.



   Ada dua cara menuju Sa Pa, naik bus atau kereta (yang nyambung lagi naik mobil) dari Hanoi. Dan Saya memilih bus. Ada beberapa pilihan armada dan tipe, kalau bus ada tipe luxury cabin beds alias sleeper, atau limousine soft seats, bisa dibilang ini tipe yang biasa sih, tapi kursinya tetap nyaman. Dan karena perjalanan ke Sa Pa sekitar 6 jam, jadi Saya memilih sleeper bus. Sepengalaman Saya, kalau memilih yang sleeper bus itu pemberangkatannya malam hari, jam 10 malam kalau tak salah. Sedangkan tipe bus biasa berangkat siang hari




FYI nih ya, sebenarnya bus tersebut juga melewati bandara, jadi bisa juga naik dari sana. Tapi kita harus konfirmasi dulu, dan Saya tak melakukannya. Untuk harga, karena pasti berubah-ubah, kalian bisa deh cek di Klook, dan pakai kode RIYARDIARISMAN, jika ingin mendapatkan diskon tambahan. Jujur, biar aman kalian beli online aja deh, soalnya kalau on the spot takutnya sudah full.


Saat itu Saya memilih armada bus Sa Pa Express, tipe sleeper bus, yang bagi Saya cukup nyaman. Untuk fasilitas kalian bisa lihat di beberapa dokumentasi yang saya share. Oh iya, harus diingat ya, bus tersebut tidak ada toiletnya, namun bus akan berhenti 2 kali di rest area, untuk kita ke toilet dan jajan jika lapar. Pastikan juga kalian mentaati peraturan yang berlaku di dalam bus ya…





Kurang lebih 6 jam berlalu, dari tidur-melek-tidur lagi, beberapa film dan lagu juga menghiasi perjalanan malam itu, yang akhirnya Saya sampai di Sa Pa, kota kecil yang terletak di Provinsi Lao Cai, Vietnam Utara. Rada kaget sih, keadaan kota masih sepi, waktu subuh, dan rasanya tak mungkin untuk berkeliling, karena bus sampai di Sa Pa jam setengah 5 pagi. Untungnya, driver bus nya baik, semua penumpang diperbolehkan untuk lanjut tidur di dalam bus sampai matahari mulai terbit. Sekitar jam 6 akhirnya Saya memutuskan untuk keluar dari bus, geret-geret koper, sambal mencoba menikmati Sa Pa di pagi hari yang ternyata langsung membuat saya jatuh cinta! Sangat jatuhhhhh cintaaaaaa….


Sa Pa, Saya Akan Balik Lagi, Titik!

Langit masih abu-abu. Mungkin storyteller akan bilangnya ‘malu-malu’, untuk meromantisasi suasana Sa Pa dengan suhu dinginnya yang makin membuat Saya nyaman. Semua toko masih tutup. Beberapa kendaraan mulai melaju, tapi Saya masih bingung mau dan harus ngapain. Saya terdiam di pinggir danau, memandang Sa Pa Lake yang perlahan membuat sekitarnya ‘next level’. Sumpah, saya merasa seperti pohon yang mulai berbunga, cinta seketika tumbuh melalui mata, jatuh ke hati, dan belum ngapa-ngapain di sini, saya sudah berikrar “Sa Pa, Saya akan balik lagi! Bakal balik lagi!!!!!!!




Btw, mohon maaf kalau postingan ini rada lebay, pemilihan kata dan diksi yang kurang sesuai, tapi jujur, saya sulit sekali menggambarkan perasaan Saya pagi itu. Pagi hari di kota kecil bernama Sa Pa, yang membuat Saya ‘akhirnya’ jatuh cinta dengan Vietnam. Jawaban kalau orang nanya “Ke Vietnam, enaknya ke mana ya?” Saya akan jawab “fix, Sa Pa!

 

Kalian lihat kan di foto-foto yang saya post! Pagi di kota ini tuh cantik parahhhhh! Cityscape berpadu dengan Gunung Tertinggi di sana, Fansipan namanya, yang menjadi daya tarik kota ini bagi turis. Kita bisa ke sana dengan mudah, bayar sejuta untuk naik cable car nya. Nanti akan Saya ceritakan di postingan lain ya, di cerita kali ini, izinkan Saya berusaha semaksimal mungkin mendeskripsikan betapa cantiknya Sa Pa.





Sa Pa Station dengan background Fansipan berwarna keemasan menjadi salah satu view tercantik yang pernah Saya lihat. Kemudian toko-toko yang bersusun, dengan papan nama yang masih Saya hiraukan, karena view keseluruhan teramat indah. Saya tak menghiraukan detail yang disuguhkan. Bunga-bungan bermekaran sukses menjadi foreground suasana Sa Pa yang Saya capture. Seperti di Nepal, respond beberapa orang ketika Saya post di story Instagram. Meskipun Saya belum pernah ke Nepal, tapi Saya tahu kalau itu artinya canteeeekkk sekali.

 

Kita Kembali ke Danau Sa Pa yang cantiknya semakin menjadi-jadi dengan konsep ‘refleksi’ foto.  Jujur, Saya sulit ber word-word, kalian lihat sendiri aja deh ya. Dan percaya, lihat pakai mata langsung makin menghipnotis loh. Saya cukup banyak menghabiskan waktu memandangi keindahan Sa Pa pagi itu. Kalian harus banget merasakannya ambiance-nya sendiri. Saat pertahan hangat kulit perlahan memudar, tapi angin masih sibuk menampar wajah agar kita sadar sepenuhnya, ini di Sa Pa beneran! Bukan mimpi, Ris.





Saya yakin, kita semua akan rajin bangun pagi kalau pemandangan setiap harinya secantik ini. Sayangnya, beberapa moment lupa saya abadikan dengan kamera, di mana banyak orang tua yang berkeliling danau, berjalan kaki menikmati masa tua nya. Beberapa sedang duduk-duduk, dan ada yang sedang senam juga, Tai Chi mungkin. Anjing berkeliaran, tapi Saya tak terlalu takut, sepertinya mereka baik. Hari itu tampak berbeda, aroma anginnya segar, membuat Saya dengan sadar menghirupnya, sudah lama sekali tidak merasakan suasana seperti ini. Bahagia. Rasanya ingin deh menghabiskan masa tua di sini.




Btw, selama di Sa Pa, Vietnam, dan berbagai negara yang Saya kunjungi saat traveling, Saya pakai internetan dari JavaMifi. Beneran solusi banget buat internetan di luar negeri, kalian pakai kode ARISMAN10 ya kalau pesan online, biar dapat diskon!


1 comment

  1. The text is a brief summary of a book called "Sa Pa: Cinta Pertama Saya dengan Vietnam" and asks the reader to provide a summary of their experience with Vietnam. The reader is asked to provide a more descriptive, emotional, or informative summary or share a draft they want to be created. Stem cell treatment is not a panacea for all ailments, though it holds significant promise in regenerative medicine and other areas. derma e stem cell eye lifting treatment before and after

    ReplyDelete