Katanya overthinking adalah hal yang melelahkan, tapi mengapa malam itu saya senang sekali berada di fase tersebut. Pattern yang nampak sama setiap mau tidur, tapi saat itu terasa memberikan dampak berbeda. Sembari diiringi lagu berjudul Tenang dari Yura Yunita, saya seakan me-recall kenangan-kenangan indah di Ramadan tahun-tahun lalu, yang mungkin sudah tertutup kenyataan pahit di dua tahun belakangan ini. Pandemi merubah segalanya, termasuk dalam kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan dibulan suci. Kalian kangen enggak sih? Berbagi saat bukber, sahur on the road, hingga acara keluarga besar secara offline?
Alhamdulillah, saya merasa beruntung sekali bisa sampai di hari ini. Beberapa hari sebelum datangnya bulan suci yang selalu dinantikan umat islam, bulan Ramadan yang penuh akan kemuliaan dan keberkahan, bahkan tahun ini saya merasa semua akan berjalan lebih baik lagi dari tahun lalu. Spotlight kemeriahan yang direnggut Covid-19 akan kembali ke asalnya. Beberapa kegiatan yang tahun lalu terbatas, kemungkinan besar akan banyak tercipta di tahun ini.
“Wait, lu yakin akan hal itu Ris?” Jika ditanya demikian, kemungkinan besar saya akan menjawab “iya”, sambil mengutaran fakta kalau vasinasi semakin gencar dilakukan, serta perkembangan syarat perjalanan yang semakin ‘longgar’, tapi tetap dengan prokes yang ketat. Apalagi pas saya datang ke acara tarhib Ramadan 1443 H yang diadakan Dompet Dhuafa beberapa hari lalu. Selain berhasil memberikan gambaran positif akan kegiatan-kegiatan yang akan datang di Ramadan tahun ini, acara tersebut juga berhasil mematik dan menyalakan sumbu semangat saya berjuangan untuk 30 hari jadi manfaat di Ramadan tahun ini. Bismillah!
Selain mengajak kita semua untuk berbahagia menyambut Bulan Suci Ramadan, melalui tarhib kemarin, Dompet Dhuafa juga mengingatkan kita bahwa Ramadan tahun ini sangat bisa dijadikan sebagai momentum kebangkitan umat islam di Indonesia, bahkan dunia, dalam membagun dan menata kembali perekonomian masyarakat yang sempat berantakan akibat Covid-19. Dompet Dhuafa pun memilih tagline “30 Hari #JadiManfaat” untuk mengemas program-program unggulan yang akan mereka lakukan di Ramadan tahun ini.
#JadiManfaat sejatinya tentang diri kita sebagai individu, interaksi sosial dengan orang lain terkait luas manfaat yang kita berikan, serta kemandirian ekonomi yang kita bangun. Inti penjelasan dari Pak Ali Bastoni sebagai Ketua Ramadan 1443 H Dompet Dhuafa, yang memberikan sambutannya di acara tarhib, terkait mengapa memilih tagline #JadiManfaat. Dan ’30 Hari’ sendiri merupakan jumlah hari yang akan kita lalui. So, 30 hari #JadiManfaat tentunya berfokus pada diri kita sendiri terkait kontribusi sesuai keahlian masing-masing.
Dompet Dhuafa juga punya dua program utama di Ramadan tahun ini. Pertama program-program yang sifatnya mengurangi beban belanja masyarakat, yang dieksekusi dengan skema-sekma bantuan langsung, seperti: Berbagi Buka Puasa Bersama, Peduli Yatim, Food For Dhuafa, Borong Usaha UMKM, Tebar Zakat Fitrah, dan kegiatan lainnya. Yang kedua, berupa program unggulan yang mengajak para petani lokal untuk bangkit bersama, seperti meluncurkan Madaya Café yang biji kopinya berasal dari petani kopi mitra-mitra binaan Dompet Dhuafa.
Yuk Jalani Ramadan 1443 H Bersama Dompet Dhuafa
Sudah menjadi rahasia umum kalau berbagi kebaikan saat ini tuh mudah banget! Dan Dompet Dhuafa memperkuat rahasia tersebut dengan mengajak Bank Jago, melalui Aplikasi Jago Syariah, dalam mempermudah kita semua untuk melakukan donasi, zakat, dan sedekah, yang nantinya akan didistribusikan lagi oleh Dompet Dhuafa kepada mereka yang layak menerima. Jadi tak hanya kontribusi dari diri pribadi saja nih, kolaborasi dengan berbagai pihak pun sangat diperlukan untuk membuat Ramadan tahun ini jadi lebih baik lagi.
Para Narasumber yang hadir pada acara tarhib Ramadan dari Dompet Dhuafa (15/3) |
Pun demikian, selain berupa materi, Dompet Dhuafa juga mengaplikasikan bantuan dalam bentuk tenaga dan pikiran yang berbuah jadi manfaat ketika terjadi bencana. Pak Haryo Mojopahit yang merupakan Chief Disaster Management Center Dompet Dhuafa menjelaskan bahwa kolaborasi dengan masyarakat sangat diperlukan ketika terjadi bencana, terlebih dalam fase pemulihan ketika interaksi antar manusia bisa menjadi ‘healing’ yang tepat. Saya jadi ingat akan Jakarta Humanity Festival, salah satu acara dari Dompet Dhuafa yang berhasil memberikan gambaran betapa hebatnya para relawan yang membantu dan tanggap darurat bencana.
30 Hari #JadiManfaat ibarat ladang pahala untuk umat islam, apalagi di Bulan Ramadan segala pahala jadi berlipat nilainya. Ustad Erick Yusuf yang hadir di tarhib kemarin mempertegas hal tersebut, dengan mengingatkan kita salah satu tugas manusia di bumi adalah menjaga dan memberikan manfaat kepada yang lain. Dan hari itu, saya semakin sadar kalau kita semua punya porsi tersendiri untuk berusaha sebaik-baiknya dalam memberikan manfaat. Kuncinya adalah kontiribusi, saat kita bisa memberikan bantuan yang bermanfaat sesuai dengan keahlian kita.
Dapur Keliling dari Dompet Dhuafa yang akan keliling ke beberapa titik untuk memberikan hidangan sahur dan berbuka. |
El patrón parece idéntico cada vez que vas a dormir, pero entonces parece que tiene un efecto diferente. Acompañado por una canción llamada Tenang de Yura Yunita, me pareció recordar las hermosas recuerdos del Ramadán de los últimos años, que posiblemente se habían cubierto por la triste verdad de los últimos dos años. Todas las actividades que normalmente se realizan durante el mes sagrado han sido alteradas por la pandemia. ¡Gracias por compartir tu experiencia! ¡Sigue haciendo una excelente labor! Continuar compartiendo. Feel free to visit my website.
ReplyDelete