Gyoza. Perbicangan yang melibatkan saya sebagai
silent reader pagi itu hanya tentang
Gyoza.
Semua tentang pangsit Cina ini.
Yang kemudian memaksa tangan saya untuk ngepoin akun
@lilosaysfactory
di Instagram.
Kesalahan terbesar kedua
pagi itu. Yang kemudian dilanjutkan dengan deglutasi,
di mana 6 syaraf cranial dan 4 saraf servikal serta lebih dari 30 otot bekerja,
namun sia-sia, hanya air liur yang tertelan. Selanjutnya hanya masalah.
Bagaimana
cincangan sayuran dan ayam yang dibalut kulit pangsit tipis itu bisa jatuh ke
pelukan saya? Bagaimana bisa sampai di hari ini, saat saya pengen banget makan
Gyoza? Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Pada tingkat kesadaran yang membuat kita seakan tak sadar, kita pernah
menjadi silent reader di tiap grup
massanger. Antara enggak peduli, enggak
ngerti, dan menyimak diam-diam dengan
kepedulian tingkat tinggi. Saya baru saja mengalaminya beberapa hari lalu. Silent reader garis keras, mungkin kalau ada
grup silent reader saya akan ikut join, dan kita bisa bayangkan betapa ‘krik-krik’nya
grup tersebut, haha.
Pagi itu, saya menjadi golongan
silent reader yang sangat memperhatikan.
Hingga details, bagaimana Si A mengetik kata “
enak” dengan sepenuh hati, goresan hurufnya beda. Si B akhirnya berfungsi,
melakukan hal yang ingin sekali saya lakukan, bertanya “
Beli di mana?”, yang jika saya lakukan saya akan murtad menjadi
silent reader.
@lilosaysfactory,
dengan gambar kecil yang semakin menggoda untuk diklik.
Dan, fualaaaaa! Gambar bertuliskan ‘Oishii!’ yang ketika diswipe
menampilkan testimoni seseorang menjadi yang pertama saya lihat.
|
Mau? Cusss pesen! |
Drama bangun tidur, ketika rambut
masih bergaya seperti
Charlie Puth
saat gondrong, tapi dia keren dan saya @#$*&^$* saat menatap kaca, teratasi
dengan fakta kalau yang jual Gyoza itu enggak jauh dari rumah saya di Depok, alamatnya
di Parung!
Yang sebenarnya kalau saya
main ke sana umur saya seperti nambah setenagh tahun, yaa setidaknya enggak
satu tahun seperti kalau ke Kelapa Gading, hehe. Tapi tetep, rasanya berat
gituh, apalagi kalau pesennya dikit, pasti gagal fokus karena nominal jasa
antar lebih besar dari nominal barang,
hiks.
Solusi Antar Barang, Nyampe di Hari Yang Sama!
“I know i’m not the only one.....”, seketika kamar menjadi tempat
konser dadakan. Lirik lagu Sam Smith yang satu ini rasanya pas. Ternyata bukan
hanya saya yang ingin mencoba Gyoza dari @lilosaysfactory, tapi juga Mba Mira,
pemilik blog
miramiut.com.
Mamih Babam, kalau anak muda belia baru beranjak 17 tahun seperti saya
menyebutnya, haha. Dan perbincangan kami berlanjut di personal chat, yang
tak bisa saya ceritakan karena ini bersifat personal.
Kalian bisa baca, 30% niat pesan, 70% gibah, lol.
|
Mau? |
“Ish! Mahal ternyata ongkirnya! Lebih
dari 50k kalau mau sampai hari itu juga”. Yang kayak gini nih, yang
bikin saya bete dengan janji-janji jasa kirim ‘sampai hari ini juga’.
Sampai sih, tapi dengan tarif yang bisa
bikin saya nonton bioskop di weekend.
Untungnya!
Baiknya! Penjual teridola Gyoza hari itu, memberikan info kalau pesan di
e-commerce yang CEO-nya salah satu idola saya, Koko Wiliam Tanuwijaya, bisa
dapat ongkir dengan harga muraaahhh! Dan beneran, muraaahhhh meskipun jaraknya
jauh.
Yalord, seketika hari itu indah
dengan bayang-bayang Gyoza goreng ayam keju yang berputar di atas kepala.
Bantal guling kok kayak gyoza ya, jadinya?
Pesan!
Pesanan sudah siap!
Pesanan sudah di pickup!
Pesanan Sampai!
Membacanya saja sudah bahagia.
Tapi, itu sampai di Rumah Mba Mira, seperti yang saya bilang tadi, jadi
mesennya sekalian biar enggak lama,
dan
kalau pesen banyak pasti di kasih bonus, wkwkw. Niatnya, saya akan datang
ke rumah Mba Mira, namun sayang manusia hanya bisa merencanakan.
Ada masalah yang tak ingin saya ceritakan,
pokoknya pantengin terus IG Stories aku
ya...loh!.
|
OMG!!! Come to Papa, plissssss |
Seketika saya ingat! Bisa dong minta ambilin kurir Paxel, jasa
pengiriman yang baru banget saya kenal minggu lalu, yang katanya tarifnya flat,
dan bisa antar-jemput barang hari itu juga sampai. Sameday gitu! Apalagi untuk
penggunaan perdana dapat credit 100k, kalian bisa download dan coba masukin
kode riyardiarisman, deh!
Berarti, kenanya pengiriman saya
akan gratis dong nantinya..... hehe....
Paxel! You Are My Happines Hero!
Hero! Para Hero! Sebutan untuk kurir Paxel.
Kalau Para Inspirasi, kalian tahu dong siapa, mereka yang kemarin
memeriahkan Asian
Para Games, tentunya.
Hero! Beneran Hero, kurir Paxel hari itu. Solusi tepat untuk saya
yang ingin langsung menikmati gyoza tanpa harus melewati mimpi terlebih dahulu.
Kalian
pasti berpikir, kenapa enggak langsung aja kirim pakai Paxel dari tempat beli
gyoza tadi? Jadi gini!
Paxel merupakan
jasa pengiriman paket, ekspedisi, pengiriman logistik, yang baru satu
tahun hadir meramaikan ‘pasar’ jasa kirim di Indonesia. Dan ketika saya
pensaran coba pin mapnya, Parung belum masuk jangkauan operasi untuk para hero
Paxel, mungkin sedang dalam tahap pengembangan.
Menurut Bryan, Co-Founder Paxel,
Paxel merupakan sebuah teknologi yang akan
mengatasi sebuah masalah, di mana
potensi e-commerce yang akan terus naik dengan kemampuan beli masyarakat yang
sangat tinggi tak sebanding dengan jasa pengiriman yang ada saat ini.
Saya setuju, karena cukup banyak orang yang
memimpikan jas pengiriman same day, apalagi untuk kategori makanan, frozen food
yang meskipun bisa tahan namun nafsu manusia yang pengen makan yang sulit
dibendung, haha.
|
Inih Pak Alex, nama panjangnya Alexander Zulkarnain, kala gak salah yakkkk.... |
“Experiance yang akan mengajarkan
kita, akan berbicara lebih tajam dari kata-kata siapapun yang bersifat meyakinkan”.
Kalimat dari Pak Alex, selaku Head of Marketing Paxel yang masih terngiang di
telinga saya hari itu, yang membuat saya harus mencoba, dan membuktikan
sendiri, apakah benar gamba-gambar yang ada di instagram
@paxel.co, setara dengan
tagline
yang mereka gaungkan,
#AntarkanKebaikan.
Langkah pertama yang saya lakukan tentu membuka aplikasi Paxel.
Buat kalian yang belum punya, tentu harus
donload dulu dong, kemudian daftar selayaknya daftar-daftar aplikasi lainnya.
Saya suka tampilannya, simple dan mudah untuk dipelajari, apalagi warna
ungunya,
hehe.
Kemudian klik To Me, dan CREATE SHIPMENT. Setelah itu kita tinggal
masukan alamat pengambilan, dan alamat yang dituju. Saat pengisian alamat,
tips dari saya adalah masukan alamaat dengan
sangat detail, kode pos juga jangan lupa.
Namun, jika tak lengkap, pihak Paxel juga akan menghubungi kita untuk
menanyakan kelengkapan data.
|
Tuh, tinggal pilih harga ajah sesuai kebutuhan, gak perlu mikirin jarak, udah ditentuin gituhhh |
“Cepat itu dinamis, tapi dinamis
lebih baik”, kalimat lainnya dari Pak Alex yang masih saya ingat, saat
berjumpa dengan beliau. Yang saya suka dan konsep kerja yang cerdas dari Paxel
adalah ketika saya tahu kalau mereka punya cabang-cabang di JABODETABEK, Bandung,
dan Semarang,
Paxel Home namanya, sehingga
delivery sameday bisa terkonsep dan terlaksana
dengan baik. Hari itu saya mengalaminya, saat paket goyza goreng ayam keju yang
sudah terbayang di kepala sampai di rumah Mba Mira, saya langsung pesan Hero Paxel
untuk mengambilnya. Tak lama kemudain, status di aplikasi berubah menjadi ‘
on
the way to pickup location’, cepet banget njirrrrrr!
Ditinggal mandi, status di aplikasi berubah lagi menjadi ‘has arrived
at pickup location’, dan saya semakin tak sabar untuk menikmati pangsit Cina
yang kebih terkenal dengan pangsit Jepang ini, hehe.
Seketika, saya ingin menyanyikan lagu dari Mariah Carey, Hero....
|
Ini statusnya real time loh, seru! jadi kita bisa melihat kepastian, enggak digantungin gituhhh, wkwkw |
Kenapa Harus Paxel?
Karena GRATSI! Saya download,
masukan referal code, dapat 100K! Kalian juga bisa kok dapat 100K, download dan
masukan kode riyardiariaman ajah! Cus.....
Status aplikasi berubah menjadi ‘Arrived
destination’. Aromanya gyoza mulai terasa, masih hangat! Tangan ingin dengan
sombong merasakannya padahal paket makanan masih di dalam dus, tertutup rapih
dengan lakban khusus dari Paxel.
Hah? Kok
bisa?
Jadi gini, kelebihan dari Paxel salah satunya adalah ketulusan hati
mereka, kerjanya enggak setengah-setengah. Tau dari mana? Mba Mira ngirimin
beberapa foto, proses Hero Paxel mulai dari datang hingga packing di depan mata
customernya.
Saya enggak tahu proses
detailsnya bagaimana, namun yang saya tahu
TARIF FLAT yang diberikan oleh Paxel dikarenakan mereka menghitung biaya ongkir dari
ukuran barang yang kita kirim. Saat memesan,
kita akan dihadapkan dengan pilihan 4 pilihan parcel size.
Ada small, medium, large, dan custom, dan
kita sendiri yang perkirakan cocoknya barang kita tuh sebesar apa.
|
Nih, jadi Si Hero, beneran Hero deh, bawa perlengkapannya sendiri, haha, kita gak perlu ribet! |
Setelah menetukan pilihan size, Hero Paxel akan datang dengan
membawa dus untuk membuat kiriman paket kita lebih cantik dan rapih.
Duh, kebayang nih kalau kalian mau ngasih
kado aku di tanggal 29 Oktober nanti, bisa loh pakai Paxel, hehe, kode
kerassssss.
Setelah itu, barang akan
dimasukan, dan ditutup dengan lakban khusus berwarna ungu bertuliskan Paxel! Jadi
terpercaya dan enggak ada bongkar-bongkar yang akan membuat ragu kita dong
pastinya.
|
Dikerjain semua bebe, minta tolong benerin gentengboleh sekalian gak sih??? |
Tak sampai di situ saja,
setelah barang sudah rapih dipacking dan siap dikirim, Hero akan meminta
si pengirim untuk tanda tangan di smartphonenya.
Setelah itu, si Hero memasukan nama si pengirim, dan munculah barcode yang siap
untuk diprint dan ditempelkan di atas dus.
Sejujurnya
saya enggak tahu nama alatnya apa, yang jelas, kalau enggak salah, katanya,
setelah si Hero memasukan nama pengirim ke aplikasi di smartphonenya, maka akan
keluar barcode yang siap diprint dan ditempelkan. Gitar! Jreeeng!!!
Belum selesai juga loh ternyata!
Jadi, setelah itu si Hero juga minta foto
bareng! Eh, foto si pengirim dengan paket yang siap dikirim maksudnya, hehe,
sebagai bukti pelengkap intinya.
Abis
itu, udah deh, barang siap kirim ke alamat yang ditujuuuuuu! Karena si Hero
pasti tahu kalau saya udah ngidam banget sama gyoza dari @lilosaysfactory, haha.
|
Aku minat foto sama hero nya kalau yang nganter Justine Bieber! |
Paxel juga punya kelebihan
lainnya yang wajib kalian tahu! Loker Paxel namanya, jadi jika kalian mengirim
barang menggunakan Paxel, kalian bisa memilih waktu pickupnya tuh jam berapa,
gak harus pesan saat itu si Hero datang saat itu juga, bisa diperkirakan
waktunya. Antara jam 8-10 pagi, 4-6 sore, atau 8-10 sore, kalau enggak salah.
Bisa deh kalian coba cek di aplikasi, dan setahu saya jika pickupnya lebih dari
jam 6 sore maka akan diantar besok deh, karena si Hero juga butuh istirahat dong
pastinya.
|
Tuh, tinggal nunjukin barcode doang.... |
Nah, dengan perkiraan waktu
demikian,
Paxel menghadirkan LOKER
PAXEL, yang saat ini sudah ada 110 buah, tersebar di Jabodetabek, dan akan
bertambah seiring perkembangannya. Loker
tersebut difungsikan lebih dari sekedar tempat penitipan barang, karena
dilengkapi dengan scaning barcode yang bisa merespon dan menginfokan status
barang,
jika sudah sampai, kepada si
penerima. Intinya akan ada SMS masuk ke nomor ponsel si penerima jika barangnya
sudah ada di loker, dan hanya bisa diambil jika barcode yang di SMS tersebut di
scan.
|
Setelah nunjukin barcode, nanti pintu loker pilihannya bakal kebuka gituh! yang ada paket kitanya dong tentunya.... |
Akhir Cerita Ini!
Kamipun hidup bahagia, meskipun saya tahu nantinya akan berpisah, nanti
malam atau esok hari saat pagi datang kembali. Gurihnya cincangan sayur dan
ayam jelas terasa, kejunya itu loh, sausnya juga yummy, posrinya yang kurang,
haha.
|
Sama si paket ya! bukan si Hero!! awas kalian salah sangkaaaaaa |
|
Mau? Pantengin IG Story aku yaaaa |
cus, japri alamatnya, wkwkw
ReplyDeletekok gw malah salfok ya, ini blognya pake beautyTemplates? wkwkwkwkw
ReplyDeleteMaaf mau nanya kalau pengiriman paket lewat paxel ini bisa menggunakan app kita yg notabene tidak berada ditempat g. . Misal posisi barang dijakarta dikirim ke Bogor. Yg mesen lewat paxel yg penerimanya di bogor. Mohon informasi nya
ReplyDelete