Sebenarnya, sebelum sampai di titik
kami terdiam karena topik kemacetan Jakarta
(yang saya tuliskan di cerita sebelumnya), pikiran saya
sudah liar dan ingin sekali menghentikan waktu. Skak mat, seperti di permainan catur situasinya. Entah, hanya saya saja yang kadang suka ‘malu’ ketika
membicarakan hal ini, atau kalian juga? Tentang asuransi, keselamatan jiwa yang
kadang menurut anak seumuran saya, atau
yang biasa disebut milenial, kurang penting. “Yaudah jalanin aja, berdoa, dan yakin”, jawaban aman ketika
pembicaraan asuransi mulai menyudutkan saya. Tapi bukan berarti saya gak punya asuransi ya, saya, dan milenial lainnya sudah sadar kok akan hal ini, tapi kami
realistis. Kadang ngayal kalo lagi nyari hiburan ajah, sumvah!
Membicarakan millennial atau yang dalam bahasa Indonesia milenial, bisa jadi seperti menelanjangi diri sendiri.
Kenyataan yang memang harus dihadapi karena semua yang dibilang itu benar. Menghabiskan uang buat traveling? Ya, benar.
Menghabiskan waktu buat ngopi? Me
time? Ya, terkadang benar. Dan, idealis?
Sebagian besar, iya. Bahkan banyak yang bilang kami anti kemapanan, terlalu
sibuk menikmati masa depan yang ada di depan mata.
Salah kami? Saya rasa tidak, kami
memang hidup di zaman now, di mana
memang yang disajikan seperti itu, mudah dan praktis, itulah yang menjadikan
kami suka akan kemudahan. Dan jangan lupakan juga sifat kami yang suka sekali
dengan hal baru dan terbuka menerimanya, dinamis, serta ambisius. Bisa diibaratkan
seperti roller coaster, kehidupan milenial memang enak untuk
diperhatikan, dan penasaran untuk diikuti.
Entah, masalah teriakan dan posisi jungkir-balik, dilupakan atau memang hanya
konsumsi buat seru-seruan saja.
Populasi milenial terus bertambah,
melebar tak hanya ditandai dengan tahun kelahiran, kedekatan dengan dunia digital
juga menjadi ciri khas kids zaman now
yang saat ini menguasai pasar, semua penggerak ekonomi yakin, “Kalau ingin menjadikan milenial sebagai
target market, ya harus diikuti maunya gimana”, padahal gak gitu juga sih,
kami realistis, itu kata kuncinya. Kami
butuh bukti, bukan janji. Tapi bukan
berarti kami langsung percaya dengan bukti ya, ada tahapnya gitu, penasaran
dulu terus kepo, baru deh mikir-mikir dan memantapkan hati untuk membeli, hehe.
Prudential, Asuransi yang Semakin Milenial
Melalui laporan tahunan kinerja
Unit Link 2017, Prudential Indonesia
dengan bangga membuktikan keterbukaanya di hadapan publik, khususnya
nasabahnya. Dengan menghadirkan laporan tersebut di web resminya, media online,
hingga media cetak, saya merasa PT Prudential Life Assurance ini juga ingin
dilirik oleh milenial yang kurang notice
dengan urusan asuransi. Kalau ditanya
kenapa? kalian pasti tahu dan pernah dong mengalami ‘dikejar-kejar’ agen
asuransi dan disuruh baca kertas yang tulisannya panjang dan kecil, saya
pribadi mumet banget kalo keciduk agen asuransi, haha.
Tapi Prudential nampaknya sudah
tahu masalah tersebut, kemudian membuat syarat dan ketentuan asuransi yang
dijualnya menjadi lebih simple,
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Oh
iya, satu hal lagi yang bikin saya bangga dengan perusahaan asuransi yang
berdiri sejak tahun 1995 ini adalah mereka punya inovasi baru yang mempermudah
agen asuransinya untuk semakin dekat dengan nasabah ataupun calon nasabah, gak
hanya menuntut ‘target’ tapi juga memberikan fasilitas yang mumpuni.
Namanya PRUforce, sebuah portal digital yang dapat diakses oleh tenaga
pemasaran (agen) di manapun dan kapanpun untuk memberikan informasi baru,
terupdate perihal polis hingga informasi relevan lainnya. Dan dalam hal ini
juga, PRUforce juga membantu
memonitor pencapaian penjualan para agen juga.
“Banyak nasabah yang menginginkan inovasi dalam sebuah asuransi dari
segi kesehatan” kata Mr Jens Reisch selaku President Director Prudential
Indonesia. Sebenarnya itu juga sih harapan saya, BPJS yang kita gunakan saat ini
tentu membantu banget, tapi kita harus sadar akan batasan-batasan yang tak bisa
dilampauinya. Bagi dunia asuransi, hadirnya BPJS memberikan efek yang cukup
berpengaruh, khususnya dalam meningkatkan kesadaran akan asuransi untuk
kesehatan.
Mr Jens Reisch |
PRUmedical network,
adalah inovasi terbaru dari Prudential yang masih hangat diperbincangkan. Berkolaborasi
dengan 47 rumah sakit di 25 kota di Indonesia, jaringan rumah sakit rekanan perusahaan
yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah Prudential Indonesia
dalam mendapatkan perlindungan rawat inap. Jaringan tersebut diantaranya
Siloam, Mayapada, Mitra Keluarga, Royal Trauma dan Premier. Duhhh rumah sakit dengan fasilitas cukup
lengkap loh ini...
Keuntungannya apa aja sih? Selain fasilitas rumah sakit rekanan
yang sudah terjamin, PRUmedical network
juga menjamin ketersediaan kamar rawat inap tanpa biaya tambahan. Gak hanya itu
saja, Prudential sebagai perusahaan asuransi yang concern terhadap perlindungan jiwa, nampaknya tahu kalau pengisian administrasi tuh kadang ribet,
makanya Prudential mengutus dan
menempatkan staff khususnya untuk hadir dan membantu proses administrasi,
dan sampai selesai rawat inap. Waw,
perhatiannya full banget!. “Nantinya
akan lebih banyak mitra bisnis untuk inovasi yang satu ini, kita ingin
memberikan kualitas terbaik untuk nasabah” tutup Mr Jens.
Selain kedua ‘PRU’ ada satu lagi
ternyata, bukan Marisca Pru tentunya,
yaitu PRUprime healthcare. Ini juga salah satu produk yang saya rasa
cocok buat milenial, karakteristik kita yang suka banget jalan-jalan di luar
negeri. Biaya rawat inap akan dibayar
sesuai tagihan dengan lengkap dan dapat dipergunakan di luar negeri, dan
produk ini terus dikembangkan dan keuntungannya juga langsung masuk. Jadi nasabah gak perlu repot untuk upgrade.
Digital adalah investasi yang
menjanjikan saat ini, dan itu lahan bermain milenial banget! Jadi bisa
dipastikan selain ingin meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, perusahaan
asuransi yang sudah memiliki 277.000 tenaga pemasar berlisensi ini ingin
mendekat dan mengajak milenial untuk semakin mengerti pentingnya memiliki dan
menikmati asuransi.
Kenapa Harus Asuransi Prudential?
Pertanyaan yang sama! Mungkin kita sehati....hehe. Jika memilih
asuransi tentu kita harus tahu ciri-ciri
asuransi yang terpercaya, biar gak ketipu. Pertama, pastikan perusahaan asuransi yang kita pilih sudah terkenal! Cara
liatnya? Liat aja penghargaan yang sudah dimilikinya, contohnya seperti Asuransi Prudential Indonesia yang sepanjang 2017 lalu sudah memboyong 51 penghargaan bergengsi
mulai dari kategori Asuransi Jiwa “Highest
Top of Mind Brand” hingga kategori kinerja bisnis yang salah satunya “Best Financial Performance Life Insurance
Company Category Asset More Than RP 27 Triliion”, serta Great Performing Website dalam Social Media Award 2017.
“Tahun 2017 adalah tahun terbaik yang
investasinya positif” kata Chief Investment Officer Prudential Indonesia, Ibu
Novi Imelda. Dalam hal investasi juga, semakin
terpercaya, tentu nilai investasinya semakin besar untuk sebuah perusahaan
asuransi. Menurutnya, dan sesuai perhitungan
yang real tentunya, performa investasi di tahun 2017 tercatat sangat baik
dan bertumbuh hingga 22,8 %. Rincian pertumbuhannya bisa kalian cek deh di laporan
kinerja Unit Link 2017.
Nini Sumohandoyo - Jens Reisch - Novi Imelda, saat menampilkan fisik laporan tahunan unit link 2017 |
Kesukaan Milenial Terhadap Asuransi!
“Tantangan terbesar dari kemajuan
adalah pemahaman”, saya suka sekali kalimat yang diucapkan Nini Sumohandoyo,
Corporate Communications and Sharia Director Prudential Indonesia. Prudential
sendiri tentunya tak hanya eksis di dunia digital, tapi di dunia nyata dengan
memberikam berbagai pemahaman tentang dunia asuransi yang semakin berkembang. Contohnya?
Kalian tahu aktuari? Menurut Ibu
Nini, ilmu tersebut bermanfaat banget loh, bahkan orang yang menguasainya bisa
dibayar mahal untuk pengaplikasian ilmunya tersebut.
Aktuari adalah ilmu yang memperlajari tentang pengelola resiko keuangan
di masa yang akan datang. Identik dengan angka, matematika, pelajaran yang
mayoritas gak disukai. Eh, saya sih gak
suka ya, kalian mungkin suka. Orang yang menggeluti ilmu tersebut namanya Aktuaris.
Di luar negeri sudah banyak orang yang berkecimpung di dunia tersebut karena
mereka sudah tahu keuntungannya, berbeda dengan di Indonesia.
Prudential melirik hal tersebut
sebagai kesempatan untuk mencari bibit ungul sedari dini, dengan kata lain
berfungsi banget untuk dunia bisnis asuransi tanah air. Tahun 2017 lalu, Prudential
bekerjasama dengan Universitas Indonesia telah menggodok sebuah program
olimpiade matematika yang akan diselenggarakan di pertengahan tahun ini,
sekaligus memberikan informasi mendalam tentang profesi aktuaris yang masih
jarang sekali. Membuka mata akan profesi
baru yang menjanjikan di masa depan. Seperti
yang saya bilang tadi, milenial suka banget menerima dan terbuka akan hal baru.
Ibu Nini Sumohandoyo |
Dari saya pribadi, saya selalu
suka dengan yang namanya program CSR,
Corporate Social Responsibility yang ‘biasanya’ jalan-jalan, tentu bukan jalan-jalan biasa. Di tahun
2017 juga, Prudential telah menyambangi Indonesia timur sebagai bagian dari
tanggung jawabnya menegakkan pilar perusahaan, yaitu edukasi, kesehatan dan
tanggap bencana. Tanggal 28 – 29 Agustus 2017 tepatnya, Ibu Nini beserta lebih
dari 80 tenaga pemasaran bergotong royong ikut membantu mendirikan sebuah
perpustakaan di SD Inpers Komba, Papua. Sera melakukan renovasi sekolah ramah
anak SD YPK Ifar Babrongko. Dan tak hanya renovasi sekolah saja, tapi
pendidikan literasi keuangan juga diberikan kepada 27 guru di Kabupaten
Jayapura.
No comments