Masih dengan bintang ‘andalan’,
dan ‘tema’ yang hampir sama. Andri Cung kembali bersuara melalui film KENAPA
HARUS BULE?, yang tayang 22 Maret 2018. Saya
sangat menikmati dan terhibur banget sama dialognya, Natalius Chendana juga
masih ‘megang’ untuk urusan cinta dalam film Andri Cung, bagi saya ia memiliki
nyawa tersendiri untuk film ini, sama seperti film sebelumnya The Sun, The Moon
& The Hurricane (2014), tapi kali ini ia lebih matang. FYI nih ya, Bali adalah lokasi yang dipakai dalam film ini, jadi
jika menurut kalian (yang nonton) film ini ‘terlalu bebas’, coba deh pikir dua
kali.... Lagi pula, di balik inti dan pesan film
ini, kita pasti pernah mengalaminya, saya
pernah dan beneran kejadian di Bali!
Setelah berhasil menginjakan kaki di NUSA PENIDA, nampaknya saya masih
pantas dicap ‘korban sosmed’, tujuan selanjutnya adalah NOOK, kalian tahu kan?
ituloh yang cafe di tengah sawah, yang rame banget dan sering didatangi artis.
Kalau film KENAPA HARUS BULE? Mengangkat cerita seorang wanita bernama Pipin
(Putri Ayudya) yang ingin sekali menikah dengan bule dengan alasan ia tak
dianggap cantik oleh orang lokal, saya juga pernah mengalaminya, dengan sisi
hidup yang berbeda tentunya.
Siang itu parkiran NOOK ‘yang
minimalis’ sudah cukup ramai, saya turun dan mempersilahkan sopir harian saya
untuk mencari parkir. Sebelumnya, saat menuju lokasi cafe kekinian ini, sopir
saya yang asli Bali bercerita bagaimana NOOK berdiri, klise sih, intinya dari
bawah dan sekarang sukses. Kalian tahu
apa yang saya dapatkan pertama kali masuk NOOK? Jengkel dan kekesalan! Saya
seakan tak terlihat, mungkin karena kulit saya terlampau cokelat (padahal Richo Kyle kulitnya juga cokelat loh),
yang saya lihat saat itu, hampir semua pelayan masih terpaku di posisi masing-masing,
sebagian lainnya sibuk melayani. Dan ketika ada bule menyalip langkah saya, dia
disamperin dengan cepat oleh sang pelayang! Bangke gak tuh!
Kaca besar membuat NOOK menjadi lebih luas, dan pasbuat foto... |
Wajar gak sih kalau saya kesal?
Ditambah saat itu panas banget loh. Tapi kesabaran saya menang, beberapa teman
saya juga berbisik “udah men, udah”,
saya nyamperin pelayan yang masih seperti patung, dan meminta duduk tepat di
sebelah bule tadi (gak sebelahan banget
sih, tapi pas lah buat ngepoin dia mesen apa). Untuk urusan kenyamanan dan design cafe, NOOK memang keren dan
nyaman banget, saya suka kombinasi elemen-elemen yang dipilih, etnik dan
cantik, warna putih dan abu-abu juga membuat pikiran tenang, ditambah view
sawah yang menjadi andalan cafe hits ini. Saya sangat merekomendasikan kalian
buat datang ke sini, jika ingin berfoto-foto.
Ornamen kayu, dan tumbuhan di sekitarnya membuat NOOK makin nyaman, meskipun panas, kadang tetap sejuk |
Menu sudah di tangan, saya masih
belum membuka karena penasaran apa yang dipesan si bule. Beberapa menit
kemudian sang pelayan datang membawa satu kelapa hijau, ajah. Okeh! Saatnya saya pesan, btw itu jam makan
siang loh, bisa dibilang NOOK ‘mungkin’ kehilangan orang lokal yang bisa ngasih
pemasukan lebih dari si bule. Dan pilihan saya siang itu, jatuh pada menu
lokal semua...
LOVAL FAV, tulisan ini dengan cepat menarik perhatian saya. Oh iya, musik di NOOK juga enak, bikin nyaman
meskipun ada sedikit suara kipas yang annoying, tapi kalau gak ada benda itu
makin panas pastinya, sama sih kaya
film KENAPA HARUS BULE? Tata musiknya gak berlebihan, bahkan karena saya
fokus sama dialognya yang enteng, menarik, serta banyak sindiran, saya gak
peduli ada musik atau tidak. Saya menikmati banget keterbukaan film ini, dengan
‘adegan yang hilang karena sensor, nampaknya’ serta alur yang tiba-tiba mundur,
padahal gak perlu. Saya beharap nantinya
akan ada pemutaran full tanpa sensor untuk film ini, ya di bioskop alternatif
aja, hehe.
Oke, kembali ke makanan yang saya
dan teman-teman saya pilih, yaitu Nasi Campur Spesial (55k), Udang Balado
(65k), Rendang (65k), Ayam Betutu (60k) dan Teriyaki Glazzed Chiken Wings with
Sesame (49k). BTW, saya ke NOOK bulan
Februar yai, saya agak lupa sebenrnya nama-nama menunya, mohon kalian pahami,
dan semoga pelayanannya juga sudah berubah, hehe, saya sedang sial mungkin kala
itu.
Nasi Campur Bali, porsi banyak, dan rasanya enak |
Ayam Betutu, terlihat beda sih ya, karena ini sudah dipotong-potong, dan kita tinggal makan ajah! terus, disediakan dengan nasi dan urap. Porsinya banyak! |
Rendang, beda banget, rasanya enak, dagingnya lembut pula. Porsinya banyak! |
Teriyaki Glazzed Chicken Wings, enak, sausnya juga yummy banget... |
Untuk minumnya, kami memesan Milkshake Chocolate (35k), Milkshake
Strowberry (35k), dan Orange (25k). Sebagai cafe yang kekinian dan target
‘bule’ (mungkin) NOOK juga menyediakan Spesial Ties seperti Braised Beef
Gouslash Stew (110k) yang saya gak tahu ini apa, The Big NOOK Burger (99k),
Chicken Cordon Blue (79k). Kemudian juga ada berbagai jenis Pasta dengan range
harga 55k-145k, Dessert yang harganya 17k-45k, dan BEER & Wine tentunya.
Makin penasaran, kalian wajib coba datang ke tempat ini, dan kalau bisa pas padinya hijau gitu, awal tahun mungkin.
Orange, selayaknya es jeruk |
Milkshake, suka! seger, pas banget buat siang-siang... |
Ngomongin
film KENAPA HARUS BULE? lagi, make
up dalam film ini (yang sejujurnya saya antara bingung dan sok tahu) menarik!
Seperti real life banget, gak berlebihan (lagi), tapi buat karakter Pipin
ngepas banget, pas dia kepanasan, muka dan leher warnanya beda, persisi seperti
yang kita bakal lihat di kehidupan nyata. Ini soal rasa, kalau saya boleh
komentar untuk keseluruhan film ini, mengajak kita untuk membuka pikiran, dan
jika gak mau membukanya saya rasa gak apa-apa, asal jangan mengaggap film ini
jelek dan menyangkut-pautkan dengan ‘hal lainnya’. Atau, coba deh kalian tonton
trailernya terlebih dahulu....
Makin penasaran sama Nook. Enak2 ktnya ya mknannya? Hrs nyoba ah klo nnt ke Bali. Sptnya seru juga filmnya
ReplyDeleteFilmnya, gmna? Nonton dong... Hehehe
DeleteAku suka ilfil klo suatu tempat pelayanannya ga ramah sama semua orang, meski tempatnya asyik sekakipun.
ReplyDeleteJadi pengen nonton film ini juga setelah lihat trailernya.
Bagooos, nontpn yak, di Bioksop, wajib wkwkw
DeleteItu filmnya lucu banget sih.
ReplyDeleteStreotype masyarakat Indo ke bule emang wah banget.
Padahal sebenrnya biasa aja.
Tapi aku g bakal tau sisi lainya kalo belum nonton film ini.
Yap! bener banget, film ini menurutku menyenangkan dan memberikan banyak pelajaran gitu...
DeleteThis movie reminds and laughs me sometimes. Two thumbs for my partner's movie. I really appreciate my partner's movie "Kenapa harus bule?" Congratulation and God Bless You
ReplyDeleteYap, bener bgt.
Delete