Kejadian yang tak terduga mengawali
tahun ini, snorkeling pertama yang
saya bayangkan hanya di Kepulauan Seribu ternyata terbang jauh ke pulau seberang,
Lampung Selatan, Sumatera. Sejak kecil saya selalu punya banyak pertanyaan
tentang laut, asalnya dari mana, ada apa di bawahnya, hingga berbagai
pertanyaan konyol yang lebih baik tak saya ingat. Dan ketika perahu yang saya
tumpangi berhenti, seketika life jacket
yang saya gunakan terasa lebih ketat, jantung berdetak lebih kencang, panik dan
pertanyaan konyol “apakah laut akan
memakan manusia?” muncul lagi karena sejauh mata memandang hanya air laut
berwarna pekat, bersama Lampung Dive Club saya berkesempatan mencari lokasi
baru untuk snorkeling. Lokasi baru!
Masih teringat betapa asin nya saya waktu itu, dan seperti dejavu, Ancol kembali memberikan pengalaman yang hampir sama, namun
dengan pakaian yang kering.
Balerina air, julukan yang aneh,
tapi nyata. Dengan pakaian bak putri duyung Vira menari indah bersama lebih
dari 20.000 milkfish, tampak
mengesankan terlebih saat dirinya berhasil mengajak para ikan membentuk
tornado, bergerombol, berputar, dan terus berputar. Vira tak sendiri, ada Monic
yang juga menemaninya selama 20 menit show di dalam akuarium besar tepat di
depan saya duduk, meskipun sejujurnya saya tak bisa membedakan antar keduanya. Setengah
perjalanan, pertunjukan yang diberi nama Tornado
Fish Under Water ini pun kedatangan dua tamu lagi, pria berbalut pakaian
scuba lengkap dengan mengikuti irama musik membuat pertunjukan semakin sayang
untuk saya lewatkan.
Saya masih merasa asin setelah
sebelumnya puas bermain bersama lumba-lumba, oh iya, perlu diingat untuk
menikmati pertunjukan Tornado Fish kita tak perlu keluar dari Ocean Dream
Samudera (ODS) karena masih dalam satu kawasan, cukup berjalan kaki saja,
bahkan sepanjang perjalanan jangan lupa ya untuk tengok kanan-kiri karena
banyak banget loh spot bagus, unik dan instagramble buat foto-foto, hehe. Tapi jangan lupa, perhatikan waktu
show nya ya karena seperti yang saya bilang tadi pertunjukan Vira dan Monic ini
hanya bedurasi 20 menit, dan dalam sehari hanya 3 kali show. Pastinya kalian tak ingin ketinggalan
bukan? Untuk pemanasan, yuk tonton video berikut..
Tornado Fish Under Water ini
sebenarnya tak hanya sekedar pertunjukan biasa, saya merasa ada sisi seni yang
sebenarnya ingin disampaikan, saya memikirkan hal ini ketika melihat kedua
balerina air mengubah posisi badan nya dari horizontal ke vertikal begitupun
sebaliknya, gampang memang jika terus berlatih, tapi menurut saya gerakan yang
mereka lakukan indah dan punya pesan tersendiri, bagaimana manusia sebenarnya
bisa bersahabat dengan ikan, dan memungkinkan untuk membuat sesuatu yang
menyenangkan dan bermanfaat. Itulah seni, tidak hanya menyenangkan tapi juga memperdalam
cara kita berpikir.
Time flies, but memories stay. Mungkin itu yang bisa saya katakan
ketika melangkah keluar melawati store
cinderamata ODS, boneka lumba-lumba dan hewan lucu lainnya seakan minta ikut
pulang, tapi sayangnya saya belum mau pulang karena setelah ODS saya masih
punya satu tempat wajib yang harus saya singgahi, Sea World. Tinggal ngesot,
kalau kata orang ngeyel, karena faktanya gak mungkin saya ngesot-ngesok masuk
Sea World, bisa dikata suster ngesot nanti, wkwkw.
Dari ODS ke Sea World memang tinggal jalan, deket banget, bahkan terlihat jelas
di mata gedung nya. Untuk harga tiket masuknya, gratis, kalau weekdays karena 160k yang kita bayarkan
di awal tadi sudah termasuk Sea World, tapi kalau weekend kalian cukup tambah 40k ajah.
Ini pertama kali saya berkunjung
ke Sea World, tak ada bayangan karena memang saya tak terlalu begitu niat untuk
mengunjungi objek wisata yang satu ini, ketika kembali ke Ancol saya hanya
mengunjungi Dufan saja, boring.
Sekarang pikiran itu saya buang jauh-jauh, saya pribadi sangat merekomendasikan
kalian yang jomblo, punya pacar, sudah nikah, punya anak, banyak anak bahkan keluarga
besar untuk datang ke akuarium raksasa ini. Dari yang muda hingga yang tua bisa
belajar atau setidaknya kenal dengan nama ikan yang bentuknya aneh, tampak lucu
dan nyata. Sama seperti di Pameran Lukisan Koleksi Istana, jika bingung dan
kepo kita bisa langsung bertanya dengan pawang nya, biasanya ada di kanan atau
kiri akuarium, tak mungkin di dalamnya. Kalau saya boleh bilang (ya boleh lah, blog saya) Sea World
Ancol adalah pilihan yang sangat tepat untuk wisata edukasi di Jakarta. Dimana
lagi coba yang punya kolonial akuarium seperti ini?
Beberapa jenis ikan yang bisa kita temui di Sea World |
Ada juga yang bukan ikan, heheh |
Kalau diperhatikan, Ancol
nampaknya mengerti sekali bagaimana cara mengumpulkan banyak orang di satu
titik tempat, semacam mempererat kebersamaan gitu deh, contohnya Dufan punya
pertunjukan yang pakai api, air, angin, kayak avatar lah pokoknya (dibaca lupa
namanya), ODS punya Tornado Fish dan Dolphin
Show, Sea World pun juga punya bahkan lebih ‘horor’ dari pertunjukan lainnya,
banyak orang berkumpul di jam tertentu untuk menyaksikan pemberian makan
penghuni Sea World yang ada di akuarium paling besar, akuarium utama.
Beruntungnya saya karena sekitar jam 4 sore adalah pemberian makan terakhir,
dan saya masih sempat melihat pertunjukan mendebarkan itu.
Di depan akuarium utama
dipastikan penuh sehari 3 kali karena proses pemberian makan seperti manusia,
bahkan tak boleh telat kalau untuk ikan-ikan disana, total 150 kg ikan campuran
yang diberikan seakan membuat saya bertanya, “cukup kah?” apalagi ada banyak ikan, salah satunya ikan hiu, kan
udah mulai kebayang horor nya. Hiu yang ada di Sea World adalah hiu terganas ke
32 di dunia, yaitu jenis ikan hiu buto yang ternyata adalah hewan noktural yang
justru aktif di malam hari, tetap saja horor dan kalau waktunya makan pasti
bangun. Sebagai wisata edukasi konservasi di Jakarta, Ancol tak hanya
memelihara saja, di Sea World juga banyak hewan ‘aneh’ dan langka, juga tak
lupa pengetahuan baru yang kita dapatkan, kalian tahu tidak kalau ada beberapa
hiu yang makannya dengan cara menghisap, bukan menggigit, salah satunya hiu
buto tadi. Juga cara makan ikan pari yang ternyata harus berputar-putar
terlebih dahulu, kenapa? agar bentuk badanya tetap terjaga, waw!
Suasana pengunjung ketika menunggu waktu memberi makan ikan-ikan di akuarium utama |
Masih di dalam Sea World, wajib
hukumnya untuk kita menjelajah karena nantinya kita akan ditemukan dengan
ruangan gelap yang berisi ubur-ubur, tak hanya itu saja karena ubur-ubur tadi
dikombinasikan dengan permainan cahaya lampu yang cantik, perubahan warna yang
menurut saya menarik dan membuat betah menyaksikannya ubur-ubur bergoyang. Jadi gak sabar pengen balik lagi, ada yang mau ikut?
Wow snorkeling, menyelam dan kasih makan ikan apalagi lumba lumba pastinya nyenengin banget ya. Apalagi untuk pecinta keindahan bawah laut. Amazing banget aktivitas seperti ini. Ajak ajak dong klo kelaut atau seaworld lagi
ReplyDeleteNah, si dede bisa tuh mak di bawa kesini, seru dan bermanfaat banget loh... Hehehe
DeleteMau ikutlah kalau dibayarin Aris. :3
ReplyDeleteIni berarti indoor kan, ya? Di akuarium raksasa gitu. Selama ini kalau snorkeling di outdoor kayak di pulau-pulau, sih. Bedanya apa, Ris? Lebih enak mana? Haha.
Ish, cowok gratisan...
DeleteBeda dong, kalau di akuarium raksasa lbh degdegan gtu, ikannya deket bgt sma kita...
Aselik seru beeeuuuddd. Ke ancol aaahhh, udah lama gak ke ancol.
ReplyDeleteYuksss
Delete