Bagi saya, akhir bulan Januari lalu adalah awal tahun tahun
yang teramat menyenangkan, untuk pertama kalinya saya bisa berhadapan langsung
dengan beberapa warga bawah laut, ikan – ikan mulai dari yang lucu hingga aneh
serta beragam bentuk dan warna terumbu karang di Pulau Pahawang. Sesekali saya
menunduk dan merelakan air yang super asin masuk ke mulut saya, pengalaman
tersebut membuat segala sesuatu yang saya lihat menjadi lebih berarti dan
menyenangkan, apalagi jika dibandingkan dengan keadaan bawah laut yang biasa
saya lihat, hanya sebatas di dalam aquarium.hehe.
Rasa itu kembali hadir saat saya menyaksikan film yang
berjudul SALAWAKU, panorama bawah laut Maluku yang sangat luar biasa berhasil
divisualisasikan oleh sang sutradara Pritagita Arianegara dengan kombinasi
landscape Pulau-Pulau lainnya seperti Pulau Seram, Pulau Piru dan Pulau Pasir,
ilalang yang bergoyang pun menjadi sebuah angle yang sangat menarik dan bisa
dinikmati dalam film ini, tak salah jika film yang berdurasi 78 menit ini
berhasil merebut penghargaan Best Cinematography pada ajang Festival Film
Indonesia 2016 lalu.
SEBUAH KETENANGAN
LAUT seakan
memiliki ceritanya tersendiri, seseorang bisa tiba-tiba menjadi melankolis jika
berlama-lama menatapnya. Film SALAWAKU juga memberikan pengaruh tersebut kepada
saya pribadi, ketenangan saya rasakan saat film ini memulai kisahnya, saat laut
dan langit berlomba-lomba untuk mendominasi layar bioskop.
Salawaku, sosok anak kecil yang diperankan oleh Elko
Kastanya ini menjadi sang pembuat kisah, keberanian untuk mencari sang kakak, Binaiya
yang diperankan oleh aktris yang sudah lama tak terlihat, Raihaanun di Pulau
lain ini membuatnya harus bertemu dengan Saras, gadis kota yang diperankan oleh
Karina Salim. Dalam film ini, Elko Kastanya berhasil tampil sangat natural,
namun tetap pintar memunculkan emosi serta tawa dan tak membuat bosan padahal
ia hampir hadir ditiap scene dalam film yang dipastikan tayang hari ini,
tanggal 23 Februari 2017. Wajar saya bilang jika ia juga menyumbangkan satu
Piala Citra untuk kategori Best Child Actor pada FFI 2016 lalu.
Lawan mainnya Saras, Karina Salim seakan tak mau kalah,
pembawaannya yang teramat tenang menjadikan film ini berjalan seperti
ombak-ombak kecil di laut lepas, namun jauh dari kata membosankan. Karina yang sebelumnya
menghipnotis saya lewat aktingnya sebagai Bian dalam film Raksasa Dari Jogja
(2016) kembali melakukan hal yang sama, wajah orientalnya seakan mengajak kita
menebak “apa yang sebenarnya saya pikirkan ?”, bahkan saat dia diam kemudian menelan
ludah dalam film ini, emosi yang ingin diungkapkan otomatis tersalurkan kepada
saya, tanpa harus berdialog. Great !
PERMAINAN EMOSI
Saya bisa menyebut diri saya mabuk laut saat menyaksikan
film ini, efeknya sama seperti mabuk cinta mungkin. Tapi yang pasti, saya
terjebak dalam cerita ini, SALAWAKU menjadi sebuah Road Movie yang sangat
terstruktur, alur ceritanya jelas meskipun ada beberapa hal yang akan kita
pertanyakan, namun itu memang wajib, bagi saya, sebuah film memang harus ada
yang tak dijabarkan dengan detail agar kita sebagai penonton ikut terlibat
dalam pikiran kita masing-masing.
Aktor sekaligus Rapper JFlow Mulessy hadir sebagai Kawanua dalam film ini,
kacau, emosi penonton semakin dipermainkan saat Kawanua, Saras dan Salawaku
disatukan dalam satu frame, saat perbedaan karakter, usia, dan masalah pribadi
masing-masing bertemu, makan bersiaplah untuk sesuatu yang tak disangka-sangka,
begitulah film SALAWAKU memasuki paruh kedua.
Emosi dalam film juga disampaikan oleh berbagai pemandangan
alam Pulau Piru yang sangat memanjakan mata, tak sedikit dari orang disekitar
saya saat menyaksikan film ini berkata “wah”, “gokil”, “keren” dan “bagus
banget”. Oh ya, standing applause juga saya sematkan kepada penulis skenario
Iqbal Fadly dan Titie Watimena yang membuat film SALAWAKU menjadi salah satu
bukti kekayaan Indonesia dari sisi bahasa daerah, Labujua Ada Hati !
Satu hal lagi, film ini cukup banyak menampilkan reflection,
namun detailnya sangat diperhatikan sehingga tak terlihat kecacatan, bagi saya
pribadi hal tersebut harus diperhatikan agar film semakin layak masuk atau
bahkan memenangkan sebuah nominasi, sepertinya film ini sangat mengerti hal
tadi sehingga berhasil menjadi salah satu nominasi Film Terbaik pada ajang FFI
2016, meskipun harus kalah oleh film Athirah. But, I love this movie so much !!
Judul Film
SALAWAKU
Sutradara
Pritagita Arianegara
Penulis
Iqbal Fadly, Titien Watimena
Produksi
KAMALA Film Production
Tayang
23 Februari 2017
Genre Film
Drama
Pemain
sepertinya bagus nih film... jadi pengen nonton saya.. di internet sudah bisa di download belum ya?
ReplyDeletedi Bioskop kak, film Indonesia inih.... pasti lama atau gak ada
Delete