Sebuah PERUBAHAN yang sangat mendasar tentunya berawal dari diri kita sendiri, erat kaitannya dengan "mentalitas" atau kemampuan setiap individu untuk berfikir, belajar dan bereaksi terhadap suatu kondisi yang nantinya akan terjadi. Namun terkadang, perubahan memerlukan sebuah dorongan yang bertindak sebagai kunci atau yang lebih kita kenal dengan sebutan "inspirasi", bagi para sineas perfilman, hal inilah yang menjadi dasar terciptanya sebuah karya yang baik untuk disajikan ke mata publik.

***

   Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, Rumah Produksi Nadienne Batam Production dan Studiopro 1226 memberikan sebuah kado yang sangat spesial, sebuah karya yang berjudul "Mimpi Anak Pulau" yang diangkat dari novel berjudul sama karya Abidah El-Khalieqy ini siap hadir pada layar lebar kesayangan anda tepat di momen kemerdekaan tanggal 17 Agustus 2016. Seperti halnya film-film sebelumnya yang mengangkat cerita sebuah pulau kecil yang jauh dari Ibu Kota seperti Laskar Pelangi, film ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan dampak yang sama kepada para penonton nantinya.

Cerita dalam novel ini adalah sebuah kisah nyata, hal inilah yang menjadikan film biografi ini cukup menarik bagi saya untuk disaksikan karena belakangan ini memang banyak film-film yang berasal kisah nyata yang sukses dijadikan novel kemudian diangkat ke layar lebar, yang berbeda hanya, sebelumnya saya atau mungkin penonton lainnya yang saat itu berkesempatan hadir dalam gala premier film ini pada sabtu (13/8) lalu belum mengetahui siapa sosok yang diceritakan dalam film ini setelah menonton menjadi tahu dan sadar sosok ini ada di Indonesia. Ialah Gani Lisa, sosok inspiratif dari Pulau Batam yang faktanya adalah satu dari tiga sarjana pertama di Batam yang lahir dan besar di pesisir Nongsa, Pulau Batam.

Menurut saya, dalam menampilkan sebuah sosok yang belum banyak orang tahu, film ini cukup berhasil karena dari awal cerita kita sudah diajak fokus terhadap sosok anak yang selalu menjadi center dalam film ini. Dipenuhi para tokoh anak-anak baru asli pulau Batam, film ini memberikan kesan natural pada penggambaran tingkah laku anak, meskipun ada aktor senior Ray Sahetapy yang membuat film ini terlihat serius, namun saat adegan anak-anak film ini menjadi amuse dan cocok untuk ditonton bersama keluarga. Selain para pemain dalam negeri, film ini juga turut didukung oleh beberapa seniman negeri tetangga, Malaysia yang memberikan efek "kental" karakter melayu, pasalnya film ini juga akan tayang di beberapa negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darrusalam.

Latar tempat yang keseluruhan berada diluar kota Jakarta membuat saya kagum akan keindahan Indonesia lebih jauh lagi, beberapa spot indah dan menarik berhasil disuguhkan film Mimpi Anak Pulai ini dengan harapan suatu saat nanti saya bisa berkunjung ke pulau tersebut. Efek cahaya hingga sudut pengambilan gambar dalam film ini juga menjadikan daerah pesisir pantai Nongsa resmi saya sebut "instagramable" atau cocok untuk foto di Instagram. Meskipun demikian, pengeditan dalam film ini kurang rapih dan masih terkesan kasar bagi saya, alur cerita juga terlalu lama dan banyak pengulangan sehingga sedikit membosankan. 

Satu hal lagi yang saya ingin share tentang film ini adalah bahasa dan segi cerita melayu nya, dalam pengucapan dan intonasi para tokoh membuat saya sebagai penonton terhibur dan menikmati dialog-dialog mereka, namun sayangnya ada beberapa kata yang memang saya dan penonton lainnya mungkin tidak mengerti. Dari segi cerita, ada beberapa adegan romatis yang khas melayu, dan itu sangat menarik perhatian sehingga penonton kembali bereaksi, nilai agama juga tersirat dalam film ini, kental dengan pengajian, salam dan sopan gaya melayu menjadikan film ini dipastikan memberikan dampak positif bagi para penontonnya.

Kembali, film ini dibuat untuk memberian inspirasi yang kental dengan nilai-nilai perjuangan, memberikan ruang bagi kebudayaan melayu yang secara konteks wilayah juga termasuk Indonesia dan melahirkan tokoh anak-anak yang sudah jarang terlihat, memberikan suguhan film layak anak yang berdampak positif dan membangkitkan semangat kerja nyata, stop mengeluh dan mulai dari diri sendiri sebagai solusinya.

***

   Cerita berawal dari sosok Lasa (Ray Sahetapy), seorang Ayah yang bangga dengan anaknya Jani (Daffa Permana) yang sangat pintar, saat itu keinginan Jani hanya satu yaitu sepatu untuk bersekolah. Sang Ayah berusaha keras untuk mewujudkannya namun pada akhirnya gagal. Jani yang saat itu tinggal dengan Ibunya (Ananda Faturrahman) berusaha sangat keras untuk membantu ekonomi keluarga yang semakin sulit pasca kematian ayahnya, ditambah ia juga harus berusaha untuk lulus SD dan membanggakan orangtuanya. Kabar bahagia kelulusannya akhirnya tiba, namun ternyata itulah awal perjuangannya, bersetting tahun 50-an di Pulau Batam yang saat itu tidak ada sekolah lanjutan membuat Jani tidak memiliki pilihan, akhirnya ia harus berjuang membelah lautan dengan dayungnya menuju pulau seberang yang memiliki PGA yaitu Tanjung Pinang.

Apakah Jani akan sampai ke Tnajung Pinang?

Lalu, bagaimana ia bisa membahagiakan Ibunya ?

Akankah kesuksesan ia raih?

Temukan jawabannya hanya di Biosop kesayangan anda tangga 17 Agustus 2016 !

Penasaran? yuk cek trailernya terlebih dahulu :

Judul Film

MIMPI ANAK PULAU

Excecutive Produser

Indra Sudirman

Sutradara

Kiki Nuriswan

Pemain

Daffa Permana, Ray Sahetapy, Ananda Faturrahman, Herdin Hidayat, Dato Tamimi Siregar, Sylvani Syafruddin, M.Tommy Ramadan, Galang Lutfi, Ariansyah, Akmal Nurfail Nafis

Info Film

Instagram: @mimpianakpulau_2016

web : www.mimpianakpulau.com