Seperti bukan di Indonesia. Tapi beberapa menit berselang, negara api meyerang,
seketika penuh, mencari ruang bersandar adalah hal yang harus saya lakukan. Dan
saya sadar, saya masih di Indonesia. Hal
menyenangkan hari itu adalah menjadi bagian dari kerumunan orang yang antusias
menyambut datangnya rangkaian LRT, Light
Rail Transit yang sudah mulai dipertontonkan ke publik, yang dibuka GRATIS
dalam rangka uji coba. Objek yang selalu menjadi pembanding tanah air dengan
negara tetangga itu akhirnya hadir, bersama dengan kenangan Asian Games yang masih nempel
diingatan. Entah, mengapa spanduk dan
tulisan itu tak diganti saja untuk Asian
Para Games?
Akhirnya! Dampak langsung Asian
Games 2018 yang satu ini bisa saya rasakan, meskipun tak seperti yang saya
bayangkan. Tapi perlu saya ingat dan
tekankan, ini masih uji coba, keramaian siang itu adalah bukti antusias
masyarakat yang tak sabar menantikan transportasi baru ini. Melalui form
yang tersebar di dunia maya, saya pikir uji coba tersebut akan dibatasi kuotanya
agar masyarakat yang mencobanya bisa merasakan kenyamanan yang ditawarkan. Nyatanya saya salah, mungkin form tersebut
punya tujuan lain.
Uji coba saat itu dibuka pukul 2
siang. Sudah ramai! Ramai sekali! Yang daftar
pasti banyak banget. Ada meja registrasi yang harus saya kunjungi terlebih
dahulu, setor muka, kembali saya pikir saya tinggal tanda tangan sebagai bukti
kedatangan, ternyata bukan. Seperti
registrasi awal dan umum saja.
Wujud Stasiun LRT yang satu ini
sudah terlihat sangat jelas dari tempat saya ‘ngadem’ sebelumnya, tepat di depan Arion Mall Rawamangun, dan persis
disebelah Jakarta Internasional
Velodrome. Jadi dijamin enggak
akan nyasar kalau mau ke Stasiun LRT Velodrome. Tinggal ikuti jalan, naik
eskalator, dan kita sudah berada di depan gate in/out LRT. Jalan sedikit ke
kanan kita bisa menemukan mesin tiket, saat itu belum beroperasi jadi saya
belum melihat bentuk tiketnya bagaimana, tapi nampaknya akan sama seperti tiket
commuterline, melihat gatenya pun sama.
Wujud Stasiun LRT Velodrome |
“Rangkaian datang 30 menit sekali, nanti berhenti 6 menit, kemudian
jalan lagi” kata petugas LRT yang dengan ramah menjawab beberapa pertanyaan
saya. Ramah banget! Untuk uji coba,
petugasnya sangat memberikan kesan yang menyenangkan meskipun keadaanya ‘semrawut’, kontrol ekspresi petugasnya juara, enggak
bete sama sekali yang saya lihat siang itu.
Untuk fasilitas, saya rasa yang
dibutuhkan masyarakat yang akan menggunakan moda transportasi LRT cukup
lengkap. Toilet dan Musholah yang sudah
tersedia, serta akses disabilitas juga sudah ada, dan mungkin akan banyak
fasilitas baru nantinya, menginggat uji coba LRT hanya beberapa hari saja, yang
kemudian ditutup kembali selama 2 bulan untuk tahap finishing, dan akan diuji coba lagi akhir tahun. Saya pribadi ingin mencoba lagi sih, hehe.
Pemandangan dari Satsiun LRT Velodrome |
Yang ditunggu akhirnya datang.
Rangkaian LRT berjumlah 3 gerbong kala itu, dan langsung penuh. Saya rasa enggak akan sepi, jadi saya
paksakan untuk naik. Saat di dalam, rasa bangga langsung hadir, terharu
akhirnya Indonesia piunya LRT seperti negara tetangga. 6 menit berlalu dan
akhirnya rangkaian LRT bergerak, bergerak dengan sangat lambat, karena uji coba
tentunya. Meskipun saya pikir hanya di
awal saja, ternyata tidak, terus sampe mentok kecepatannya gak berubah.
Rutenya, dari Stasiun LRT
Velodrome menuju Stasiun LRT Boulevard Utara Kelapa Gading. Ngomongin Kelapa Gading, jujur, saya tuh
nyerah kalau harus main ke sana, perjalanannya jauhdan macet banget, sampai terkadang saya merasa umur saya
bertambah satu tahun saat di tujuan, hiks. Tapi, dengan adanya rute LRT
Kelapa Gading ini, kemungkinan besar waktu tempuh Rawamangun ke Kelapa Gading
hanya 30 menit, wahhhhh. Dengan harta
tiket yang masih di rahasiakan, tapi
ketika ngintip ‘lembar kesan pesan’ yang dibagikan saat uji coba, saya melihat
ada 3 pilihan harga, 5K,7K, atau 10K, kalau tak salah.
Sampai di Stasiun Boulevard, gerbong depan yang saya naiki mulai sepi, beberapa penumpang memutuskan untuk pindah gerbong, mungkin ingin melihat keadaan gerbong lain yang ‘seharusnya’ sama saja. Baguslah, saya jadi bisa sedikit bernafas dan melihat ada apa saja di dalam gerbong LRT ini. Kursi prioritas, tempat naruh barang, layar petunjuk, AC, CCTV, petunjuk keadaan darurat, lengkap semua ada.
Saat berada di dekat jendela,
saya baru sadar betapa ‘pintarnya’ LRT siang itu berjalan sangat lambat,
setidaknya masyarakat bisa melihat keadaan jalan yang cukup semrawut dari atas,
dan mungkin merasakan betapa beruntungnya ada LRT, dan tentunya cityscape yang cukup memanjakan mata
serta urban activitynya. Dan
dengan semua pengalaman uji coba LRT siang itu, saya resmi berkata “Saya enggak
sabar buat menyambut LRT resmi beroperasi di Indonesia”.
Biar semakin seru! bisa loh tonton vlog saya kemarin pas nyobain LRT Jakarta untuk pertama kalinya.... hehehe...
2 bulan lagi, besiap kak,, hehehe
ReplyDeleteHi nice reading your bblog
ReplyDelete